Buku KH. Hasyim Asy'ari ini merupakan sebuah buku biografi dari KH. Hasyim Asy’ari yang di dalamnya menceritakan pemikiran, prinsip hidup, ajaran, dan kebiasaan beliau yang sangat inspiratif. Buku ini dikemas dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Sinopsis Buku KH Hasyim Asy'ari dikenal sebagai pahlawan nasional
Masih menurut Choirul Anam yang mengutip pendapat Jepang, pada tahun 1942, murid KH Hasyim Asy’ari diperkirakan 25 ribu orang. Tentang pesantren Tebuireng dan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Saifuddin Zuhri menyebutkan bahwa: Pesantren Tebuireng pada tahun 1939-1940 tetap berada di bawah langit yang cerah dalam masa keemasannya.
Akhir hayatnya, K.H. Hasyim Asy’ari wafat pada tanggal 7 Ramadhan 1366 H, bertepatan tanggal 25 Juli 1947, disebabkan tekanan darah tinggi.3 B. Aktivitas Kependidikan K.H. Hasyim Asy’ari Riwayat pendidikan K.H. Hasyim Asy’ari mungkin dapat digambarkan dengan kata-kata sederhana, “dari pesantren kembali ke pesantren.”
Hasyim Asy’ari perihal toleransi dan persaudaraan. Kiai Hasyim yang wafat tanggal 25 Juli 1947, telah meninggalkan jejak peradaban yang luar biasa bagi kita semua. Semangat persaudaraan dan toleransi Kiai Hasyim harus terus menjadi spirit perjuangan dalam membangun bangsa ini menuju bangsa yang lebih adil dan beradab.
KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama’ (NU), merupakan ulama pejuang yang memahami bagaimana cara untuk mencapai umat Muslim Indonesia yang terbaik. Ia melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia ini dengan merespon persoalan-persoalan aktual pada zamannya dengan tetap berada pada semangat mempertahankan ukhuwah Islam.
Sebagai guru, Syekh Ahmad Khatib memiliki banyak murid, seperti KH Hasyim Asy’ari, yang mendirikan Nahdlatul Ulama, dan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi wafat pada 1916 dan dimakamkan di Makkah, Arab Saudi.